FAKTA Bentrokan Antara TNI-Brimob Di Batam

Jadilah Umat Terbaik Dengan Saling Menasehati
Google+


"Wartawan jangan coba-coba masuk," bentak seorang petugas berpakaian loreng yang membawa senapan laras panjang di depan UGD.

Sementara itu, ambulans yang membawa korban tembakan masih berada di depan UGD. Ambulans tersebut berasal dari Yonif 134 Tuah Sakti TNI AD. Hingga saat ini, belum dapat dipastikan apakah korban yang diantarkan ambulans itu dalam keadaan luka atau tewas.

Dari berita sebelumnya, oknum TNI Yonif 134 dan oknum Brimob terlibat bentrok sejak Rabu pagi. Kemudian, upaya proses damai telah dilangsungkan pada Rabu sore, yang difasilitasi Wakil Gubernur Riau Soerya Respationo.

Upaya damai tersebut belum berhasil karena terjadi berondongan tembakan terhadap Mako Brimob hingga berlangsung tengah malam.

"Tidak ada korban. Mereka hanya menembak ke atas. Di lokasi sudah ada Danrem dan Kasat Brimob yang berusaha menenangkan masing-masing anggotanya," ujar Tedjo.


Rentetan tembakan sejak sore Rabu (19/11) hingga malam memang membuat hati berduka. Bukan musuh negara yang dilawan dengan senapan, melainkan saudara sendiri. Brimob dan TNI AD kembali terlibat bentrok karena ada prajurit yang adu tatap saat beli BBM.

Damai kemudian dirajut. Wagub Kepri, Dandim, Danrem, hingga Polda Kepri berikrar damai. Entah mengapa, puluhan pria berpakaian preman memanggul senjata dan menembakkan senjata ke udara di depan Mako Brimob. Entah siapa mereka, bebas memiliki senjata dan membawa-bawanya. Rakyat yang berkerumun pun bubar seketika, hanya menatap dari kejauhan.

Tak heran, sore itu Mendagri Tjahjo Kumolo mengirim pesan singkat ke KSAL Laksamana Marsetio. Dimohonkan bantuan agar Marinir bisa turun sebagai penengah. Pasukan Marinir sempat datang dan melakukan evakuasi ke Mabo Brimob.

Tapi ya itu tadi, senapan masih menyalak ke udara. Pangdam Bukit Barisan Mayjen Winston Simanjuntak pun mesti berteriak dengan pengeras suara. Dia meminta mereka kembali ke barak. Tak lagi mengumbar senjata.

Semoga saja, para prajurit yang baik hati yang katanya berhati merah putih untuk NKRI bisa menyudahi emosinya. Senjata yang digunakan bukan untuk membunuh saudara sendiri. Bukan juga untuk membunuh rakyat.

"Seharusnya melindungi masyarakat, malah berantem," komentar Menko Polhukam Tedjo Edhie.